Asal Usul Dosa
Masalah mengenai asal usul dosa menjadi permasalahan
dan topik utama pembahasan gereja selama berabad-abad. Para Bapak gereja
mula-mula tidak terlalu membahas dengan fokus terhadap pembahasan mengenai asal
usul dosa . Begitu juga dengan semua agama
yang mempersoalkan tentang asal usul
dosa, namun tidak ada kesepahaman diantara ajaran agama-agama tersebut
(Hadiwijono :225) . Dosa merupakan hal
yang secara khusus dipengaruhi oleh nafsu jahat dari para penguasa dunia
ini yaitu pemerintah-pemerintah diudara dan penghulu-penghulu dunia yang gelap
ini (Efesus 6:12). Namun sebenarnya Iblis hanyalah dapat mempengaruhi melalui
tipu muslihatnya, manusia memiliki pilihan atau kehendak untuk mematuhi
kegelapan atau Firman Tuhan.
Dikatakan didalam buku Systematic Theology, Louis Berkof
menulis, “ The
earliest Church Fathers do not speak very definitely on the origin of sin”. Bahkan Barth mengatakan bahwa asal mula dosa adalah the mystery of predestination ( Berkof : 240). Banyak para ahli, filsuf yang
mencoba mencari tahu asal asul dosa
dengan penjelasan yang berbeda-beda , masing-masing menurut
interpretasinya. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menjawab
mengenai asal usul dosa . Pertanyaan mengenai asal usul dosa memang sulit
dijawab , tidak mungkin dijawab oleh manusia , siapapun dia . Tidak ada
seorangpun yang mampu menjelaskan tentang asal usul dosa tanpa menyalahkan
Allah sendiri karena umumnya manusia menganggap Tuhanlah yang harus bertanggung
jawab. ( Hadiwijono : 227) Jadi, apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang
asal usul dosa ? Mari kita pahami hal berikut ini :
1. Tuhan tidak dapat dikatakan sebagai pencipta dosa
Pada Kejadian 3 kita
bisa melihat memang Allah mengijinkan
ular untuk menggoda Hawa, membujuknya untuk memakan buah pengetahuan
yang baik dan yang jahat, karena tidak sesuatupun bisa terjadi tanpa
persetujuan Allah sendiri. Namun hal tersebut tidak dapat dijadikan dasar,
bahwa Allahlah yang bertanggungjawab sebagai pencipta dosa. Didalam perjanjian lama, khususnya Ayub 34
ayat 10 mengatakan bahwa “ Jauhlah daripada Allah untuk melakukan kefasikan,
dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang” dan didalam Mazmur 92 :
16 dikatakan bahwa , “TUHAN itu benar
....... dan tidak ada kecurangan pada-Nya”. Jadi dari kitab perjanjian lama
saja bahwa Tuhan Allah itu benar adanya, DIa tidak pernah merencanakan yang
jahat, Dia selalu merancangkan yang baik. Dia tidak berlaku curang dan Dia juga
tidak berbuat yang jahat karena kudus adanya. Bahkan, didalam Keluaran, dikatakan
bahwa saat Musa ingin mendekati Allah, Tuhan berkata agar Musa jangan
mendekatinya menggunakan kasut karena tanah dimana DIa berdiri adalah kudus.
Tertulis juga bahwa
Tuhan membenci segala jenis dosa, apalagi disaat orang Israel berlaku curang
terhadapnya, dengan menyembah patung lembu emas. Jelas juga dikatakan didalam
Yesaya 59 ayat 2 ,”tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah
segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu,
sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” Dosa merupakan pemisah
antara manusia dengan Allah, yang menghalangi pertolongan dan persekutuan
dengan DIa. Bagaimana mungkin Allah yang membenci dosa, dan yang menyatakan
bahwa dosa adalah pemisah antara manusia dengan Allah, adalah an author of the sin ?
Pada saat penciptaan
juga dengan jelas dikatakan bahwa manusia itu diciptakan dalam keadaan baik
adanya . Tuhan memandang dengan positif manusia sebagai alat untuk menyembahNya
, yang memiliki kehendak dan bukan seperti robot . I Yohanes 1 ayat 5, dikatakan
Allah adalah terang dan didalam DIa sama sekali tidak ada kegelapan. Statement tersebut bukan teori belaka ,
diayat berikutnya manusia yang sudah percaya namun masih hidup dalam kegelapan,
dikatakan berdusta dan ia tidak melakukan kebenaran. Allah juga adalah kasih (1 Yoh. 4:16) , Ia
tidak melakukan yang tidak sopan, Ia tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia
tidak bersukacita terhadap ketidakadilan tetapi bersukacita karena kebenaran
. Tuhan adalah terang (Yoh. 8 :12)
bahkan terang itu menjelma sebagai manusia, didalam dirinya tidak ada
ketidakbenaran. Tuhan adalah kudus, sehingga kita harus menjaga dengan
hati-hati agar kita tidak jatuh dalamk pencobaan serta paham bahwa kita harus
hidup kudus seperti Dia adalah kudus
2. Dosa
mulanya berasal dari dunia malaikat
Didalam kejadian 3,
dijelaskan bahwa Hawa jatuh kedalam dosa karena bujukan oleh ular. Ular didalam
Alkitab merupakan sebutan lain terhadap iblis. Dari sinilah, kita harus
berpikir bagaimana mungkin ada seseorang yang menggoda kita tentang dosa, namun
ia tidak berdosa ? Iblis sejak mulanya
adalah seorang malaikat yang memiliki
derajat tinggi . Umumnya, kita ketahui bahwa Iblis pada mulanya merupakan
malaikat yang mendaoat bagian dalam penyembahan kepada Tuhan. Namun karena
kesombongannya untuk menyamai Allah, maka ia dibuang dari surga. Didalam Yesaya
14 ayat 13, Iblis ingin menyamai Tuhan, ia ingin mengatasi bintang-bintang
Allah dan hendak merampas kedudukan Allah disurga (a.k.a ingin menyamai Yang
Maha Tinggi).
Memang sedikit sekali
bukti yang mengatakan mengenai hal ini namun Yohanes 8 ayat 44, Yesus berkata
bahwa Iblis sejak mulanya adalah pembunuh dan didalam dirinya tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata ia berkata atas kehendaknya sendiri sebab ia adalah pendusta dan bapa
segala dusta. Hal ini menjadi bukti
bahwa sejak mula iblis sudah ada dan didalam dirinya tidak ada kebenaran.
Bahkan didalam Yudas 6, bahwa ada sekelompok malaikat yang ditahan karena tidak
taat pada batas kekuasaan mereka dan mereka meninggalkan tempat kediaman mereka.
Sekelompok malaikat ini diduga adalah malaikat-malaikat yang terhasut bujuk
rayu iblis saat dia ingin memberontak terhadap Allah. Didalam 2 Petrus 2 ayat 4
dengan jelas dikatakan bahwa ada
malaikat-malaikat yang berbuat dosa dan dilemparkan kedalam neraka untuk
disimpan hingga hari penghakiman nanti.
3. Asal
mula dosa didalam manusia
Sehubungan dengan asal
usul dosa, Alkitab mengajarkan kita pada kejatuhan manusia kedalam dosa . Si
penggoda yang datang dalam wujud ular secara fisik, mencoba menggoda Hawa,
istri Adam seorang wanita yang dibuat Tuhan sebagai penolong sepadan untuk
Adam, untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat . Tidak ada yang
tahu mengenai pohon ini, termasuk jenis buah apa atau tipe tertentu. Namun
dengan jelas dikatakan bahwa ular men-sugesti Hawa dengan mengatakan jika Hawa
mau memakan buah itu maka dia akan menjadi sama seperti Allah . Hawa malah
menjawab Tuhan tidak katakan seperti itu (ak.a Hawa mendengar melalui suaminya,
Adam), Tuhan katakan bahwa jika kami memakan buah itu, maka kami akan mati . Hawa tetap tergoda dan ia meraba buah itu lalu
memakannya, setelah itu ia memberikannya pada suaminya Adam.
Mungkin banyak orang
yang percaya bahwa buah itulah yang membuat manusia berdosa. Kenyataannya,
manusia berdosa bukan karena buah pengetahuan yang baik dan yang jahat itu,
melainkan manusia berdosa karena ketidaktaatannya pada otoritas Allah. Manusia
tergoda ingin menjadi sama seperti Allah. Saat mereka makan buah pengetahuan
yang baik dan yang jahat bukan berarti mereka baru tahu tentang yang baik dan
yang jahat . Maksud dari pernyataan itu adalah mereka yang dahulu tunduk pada
otoritas kebenaran Allah mengenai yang baik dan yang jahat , sekarang
menentukan sendiri menurut kehendak mereka tentang yang baik dan yang jahat .
Karena ketidaktaatan Adam, maka oleh karena satu pelanggaran semua manusia ikut
berdosa. Inilah sifat dari dosa mula-mula yaitu dosa warisan. Dosa yang
diturunkan melalui satu orang dari generasi ke generasi, syukurlah kepada Tuhan
Yesus yang sudha membayar seluruh utang dosa ini.
Comments
Post a Comment
Jika ada yang kamu masih ingin tanyakan, silahkan berkomentar dibawah ya. Tuhan Yesus Memberkati